Aku
melihat hidup orang lain begitu nikmat, ternyata orang itu hanya menutupi
kekurangannya tanpa berkeluh kesah….
Aku
melihat hidup temanku tak ada duka dan kepedihan, ternyata temanku itu hanya
pandai menutupinya dengan bersyukur…
Aku melihat hidup saudaraku tenang tanpa ujian,
ternyata saudaraku itu hanya begitu menikmati badai ujian dalam hidupnya…
Aku
melihat hidup sahabatku begitu sempurna, ternyata ia hanya berbahagia menjadi
apa adanya…
Aku
melihat hidup tetanggaku begitu beruntung, ternyata ia selalu tunduk pada Allah
untuk bergantung…
Setiap
saat aku belajar mengamati dan memahami hidup orang yang aku temui, ternyata
aku yang kurang bersyukur…
Betapa
masih banyak yang belum seberuntung aku…
Dan
satu hal yang pasti, bahwa Allahu Robbi tak pernah mengurangi ketetapanNya…
Hanya
akulah yang masih saja mengkufuri nikmat suratan Illahi, maka tak perlu iri
hati dengan rezeki orang lain…
Mungkin
aku tak tahu dimana rezekiku, namun rezekiku tahu dimana aku, dari lautan biru,
bumi, dan gunung, Allah telah memerintahkannya menuju kepadaku…
Allah
telah menjamin rezekiku sejak 9 Bulan 10 Hari aku dalam kandungan ibuku…
Bekerja
adalah ibadah, sedang rezeki adalah urusan Allah, maka amatlah keliru bila rezeki di maknai
dari hasil bekerja…
Melalaikan
kebenaran hanya demi rezeki yang Allah telah menjaminnya adalah kekeliruan
lainnya. Membanting tulang demi simpanan yang mungkin esok akan ditinggal mati,
kita lupa… hakekat rezeki bukan apa yang tertulis dalam angka, tapi apa yang
telah kita nikmati…
Rezeki
tak selalu hasil dari sebuah pekerjaan, Allah menaruhnya sekehendakNya…
Di
ulang bolak-balik 7x dari Safa ke Marwa tapi justru Zam-Zam muncul dari bekas
kaki Ismail kecil…
Bekerja
itu perbuatan, dan rezekinya adalah kejutan. Dan yang pasti tiap hakekat rezeki
akan ditanya kelak darimana dan untuk apa…
Karena
rezeki hanyalah hak pakai dan bukan hak milik. Halalnya saja dihisab dan
haramnya di azab…
astaghfirullah
7x….
( disadur dr FB
Thontowi J )
0 Response to "RENUNGAN JIWA"
Posting Komentar